Search

Penerapan Pendekatan Berbasis Risiko pada ISO Terintegrasi (ISO 9001:2015, 14001:2018 dan 45001:2018)

Dalam dunia bisnis yang semakin kompleks, perusahaan harus mampu mengelola risiko secara efektif untuk memastikan keberlanjutan operasional, melindungi lingkungan, dan menjaga keselamatan kerja. Pendekatan berbasis risiko adalah elemen inti dari sistem manajemen terintegrasi yang mencakup ISO 9001:2015 (Manajemen Mutu), ISO 14001:2015 (Manajemen Lingkungan), dan ISO 45001:2018 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Dengan menerapkan pendekatan berbasis risiko secara terpadu, organisasi dapat mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola risiko di seluruh aspek bisnis mereka.

Artikel ini akan membahas bagaimana risiko dikelola di tiga standar ini, memberikan contoh penerapan pada risiko operasional, lingkungan, dan keselamatan kerja, serta memperkenalkan alat-alat yang dapat digunakan untuk mengevaluasi dan memantau risiko secara terpadu.

  1. Bagaimana Risiko Dikelola di Tiga Standar ISO

Pendekatan berbasis risiko menjadi dasar dalam penerapan ketiga standar ISO ini:

  • ISO 9001:2015: Berfokus pada risiko yang memengaruhi mutu produk atau layanan. Standar ini membantu perusahaan mengidentifikasi risiko yang dapat mengganggu proses operasional dan mengembangkan tindakan mitigasi untuk memastikan kepuasan pelanggan.
  • ISO 14001:2015: Menekankan pada risiko yang berdampak pada lingkungan, seperti pencemaran, pengelolaan limbah, atau penggunaan sumber daya secara tidak efisien. Pendekatan ini memastikan bahwa perusahaan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.
  • ISO 45001:2018: Berorientasi pada risiko kesehatan dan keselamatan kerja. Standar ini membantu perusahaan mengidentifikasi bahaya di tempat kerja dan mengembangkan langkah-langkah pencegahan untuk melindungi karyawan.

Pendekatan berbasis risiko di ketiga standar ini memungkinkan perusahaan untuk:

  1. Mengidentifikasi Risiko dan Peluang: Mengenali faktor-faktor yang dapat memengaruhi tujuan organisasi.
  2. Menganalisis dan Mengevaluasi Risiko: Menentukan tingkat risiko berdasarkan kemungkinan dan dampaknya.
  3. Mengambil Tindakan Mitigasi: Menerapkan langkah-langkah untuk mengurangi atau menghilangkan risiko.
  4. Memantau dan Mengevaluasi Kinerja: Mengukur keefektifan langkah mitigasi dan melakukan perbaikan berkelanjutan.
  5. Contoh Penerapan Risiko Operasional, Lingkungan, dan Keselamatan Kerja

a. Risiko Operasional (ISO 9001:2015)

  • Contoh: Keterlambatan pengiriman bahan baku yang dapat mengganggu jadwal produksi.
  • Pendekatan Mitigasi:
    • Menjalin hubungan yang solid dengan beberapa pemasok sebagai alternatif.
    • Memantau kinerja pemasok secara rutin.
    • Menggunakan buffer stock untuk mengantisipasi gangguan pasokan.

b. Risiko Lingkungan (ISO 14001:2015)

  • Contoh: Limbah produksi yang tidak dikelola dengan baik dapat mencemari air atau tanah di sekitar fasilitas.
  • Pendekatan Mitigasi:
    • Menerapkan sistem pengolahan limbah sebelum dibuang.
    • Melakukan audit lingkungan secara berkala.
    • Menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan untuk mengurangi potensi limbah berbahaya.

c. Risiko Keselamatan Kerja (ISO 45001:2018)

  • Contoh: Penggunaan mesin berat tanpa pelatihan yang memadai dapat menyebabkan kecelakaan kerja.
  • Pendekatan Mitigasi:
    • Memberikan pelatihan keselamatan rutin kepada operator mesin.
    • Memastikan semua peralatan dilengkapi dengan fitur keselamatan standar.
    • Mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi bahaya di tempat kerja secara berkala.

Pendekatan terpadu memungkinkan organisasi untuk melihat ketiga risiko ini secara keseluruhan, mengidentifikasi hubungan antara risiko operasional, lingkungan, dan keselamatan kerja, sehingga tindakan mitigasi dapat dirancang secara efektif dan efisien.

  1. Alat untuk Mengevaluasi dan Memantau Risiko Secara Terpadu

Untuk mengelola risiko secara terpadu dalam sistem manajemen yang mencakup ISO 9001:2015, ISO 14001:2015, dan ISO 45001:2018, perusahaan dapat memanfaatkan berbagai alat berikut:

  1. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)
  • Membantu organisasi mengidentifikasi risiko dan peluang dari perspektif internal dan eksternal.
  • Berguna untuk menyelaraskan tujuan mutu, lingkungan, dan keselamatan kerja dengan strategi bisnis perusahaan.

b. Failure Mode and Effects Analysis (FMEA)*

  • Metode sistematis untuk mengidentifikasi potensi kegagalan dalam proses atau sistem.
  • Memberikan prioritas pada risiko dengan dampak tinggi sehingga tindakan pencegahan dapat difokuskan pada area kritis.

c. Matrik Risiko (Risk Matrix)

  • Alat visual yang memetakan risiko berdasarkan tingkat kemungkinan dan dampaknya.
  • Digunakan untuk menentukan tingkat prioritas dalam menangani risiko.

d. Environmental Aspect and Impact Register*

  • Digunakan dalam ISO 14001:2015 untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi aspek lingkungan yang relevan.
  • Membantu memantau dampak aktivitas perusahaan terhadap lingkungan dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi.

e. Health and Safety Hazard Register*

  • Alat yang digunakan dalam ISO 45001:2018 untuk mencatat dan mengevaluasi potensi bahaya di tempat kerja.
  • Membantu organisasi memantau implementasi langkah-langkah keselamatan secara berkala.

f. Balanced Scorecard

  • Membantu perusahaan memantau KPI untuk mutu, lingkungan, dan keselamatan kerja.
  • Memastikan semua aspek risiko dikelola sesuai dengan tujuan strategis perusahaan.

g. Audit Internal Terpadu

  • Melibatkan audit berkala yang mencakup semua elemen ISO 9001:2015, ISO 14001:2015, dan ISO 45001:2018.
  • Memastikan bahwa langkah mitigasi risiko di ketiga sistem manajemen berjalan sesuai rencana dan mencapai hasil yang diinginkan.

Pendekatan berbasis risiko adalah fondasi penting dalam sistem manajemen terintegrasi yang mencakup ISO 9001:2015, ISO 14001:2015, dan ISO 45001:2018. Dengan mengidentifikasi dan mengelola risiko secara Keseluruhan, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional, meminimalkan dampak lingkungan, dan menciptakan tempat kerja yang aman.

Melalui penggunaan alat-alat evaluasi risiko seperti matrik risiko, FMEA, dan audit internal terpadu, perusahaan dapat memastikan bahwa setiap risiko ditangani dengan baik dan tindakan pencegahan yang diambil memberikan manfaat jangka panjang. Implementasi pendekatan ini tidak hanya membantu perusahaan mencapai kepatuhan terhadap standar ISO tetapi juga memperkuat daya saing di pasar global.

Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut dan ingin melakukan audit ISO 9001:2015, ISO 14001:2015 dan ISO 45001:2018, Anda dapat menghubungi kami PT TSI Sertifikasi Internasional.

Informasi Pelatihan Sertifikasi Internasional Klik Disini!

Share This Article

Facebook
WhatsApp
Twitter
LinkedIn
Pinterest