Memahami Standar Keamanan Pangan Dilihat Dari Perbedaan Kegunaan Sertifikasi HACCP dan ISO 22000:2018

Dalam industri makanan dan minuman, menjaga keamanan pangan adalah prioritas utama untuk melindungi kesehatan konsumen serta mempertahankan reputasi perusahaan. Dua standar utama yang sering diimplementasikan untuk keamanan pangan adalah HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points) dan ISO 22000:2018. Meski keduanya bertujuan memastikan keamanan pangan, masing-masing memiliki perbedaan fungsi, cakupan, dan manfaat. Dalam artikel ini akan membahas perbedaan kegunaan antara sertifikasi HACCP dan ISO 22000:2018. Apa Itu HACCP? HACCP adalah sistem manajemen yang fokus pada identifikasi, penilaian, dan pengendalian risiko atau bahaya yang dapat memengaruhi keamanan pangan. Sistem ini didasarkan pada prinsip-prinsip pencegahan yang bertujuan untuk mengidentifikasi titik-titik kritis (CCP – Critical Control Points) dalam proses produksi, di mana bahaya bisa muncul. Dengan menetapkan kontrol yang efektif di titik-titik ini, HACCP membantu mencegah atau mengurangi potensi bahaya sehingga produk pangan yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi. Fokus Utama HACCP: Apa Itu ISO 22000:2018? ISO 22000:2018 adalah standar internasional yang dirancang oleh International Organization for Standardization (ISO) untuk mencakup seluruh sistem manajemen keamanan pangan. Standar ini tidak hanya menggunakan prinsip HACCP, tetapi juga mengintegrasikan elemen-elemen dari Sistem Manajemen ISO (seperti ISO 9001) yang mengharuskan organisasi melakukan pendekatan berbasis risiko yang lebih luas dalam mengelola keamanan pangan. ISO 22000:2018 mencakup seluruh rantai pasokan, mulai dari produsen, pemasok bahan baku, hingga distribusi akhir. Fokus Utama ISO 22000:2018: Perbedaan Kegunaan Sertifikasi HACCP dan ISO 22000:2018 Kapan Harus Memilih HACCP dan Kapan Harus Memilih ISO 22000:2018? Memilih antara HACCP dan ISO 22000:2018 tergantung pada tujuan perusahaan serta kompleksitas proses bisnis. Berikut panduan kapan sebaiknya memilih masing-masing standar: Jika perusahaan Anda terutama fokus pada proses pengolahan makanan dengan risiko bahaya di titik-titik tertentu, HACCP adalah pilihan yang tepat. HACCP cocok bagi perusahaan yang ingin menjaga keamanan pangan di tahap produksi tanpa melibatkan sistem manajemen yang lebih luas. Misalnya, pabrik pengolahan makanan atau perusahaan katering mungkin memilih HACCP karena sistem ini lebih sederhana dan langsung fokus pada pengendalian proses. Jika perusahaan Anda ingin membangun sistem manajemen keamanan pangan yang menyeluruh dan mencakup seluruh rantai pasokan, maka ISO 22000:2018 lebih cocok. ISO 22000:2018 adalah pilihan terbaik untuk organisasi yang ingin memiliki pendekatan terstruktur dan formal dalam keamanan pangan, sekaligus memenuhi persyaratan pasar global dan meningkatkan kepercayaan pelanggan. Sertifikasi HACCP dan ISO 22000:2018, meski memiliki tujuan yang serupa, namun berbeda dalam hal cakupan dan pendekatan. HACCP sangat efektif untuk mengendalikan bahaya pada titik-titik kritis dalam proses produksi, sementara ISO 22000:2018 menyediakan sistem manajemen keamanan pangan yang lebih komprehensif dan terstruktur, melibatkan seluruh elemen organisasi dalam proses pengelolaannya. Keduanya menawarkan manfaat signifikan bagi bisnis dalam menjaga keamanan pangan dan meningkatkan kepercayaan pelanggan. Namun, pemilihan antara keduanya harus didasarkan pada kebutuhan spesifik bisnis Anda, skala produksi, serta tujuan jangka panjang. Dengan pemahaman yang jelas tentang perbedaan dan kegunaan masing-masing sertifikasi, perusahaan dapat menetapkan standar keamanan pangan yang paling sesuai untuk mencapai keberhasilan dan keberlanjutan bisnis. Informasi Pelatihan Sertifikasi IRCA ISO 22000:2018 Klik Disini!
Perbedaan ISO 22000 versi 2018 dengan 2005

ISO 22000 adalah standar internasional yang dirancang untuk memastikan keamanan pangan di sepanjang rantai pasokan. Pada tahun 2018, ISO 22000 mengalami revisi besar yang menghasilkan versi baru, yaitu ISO 22000:2018, menggantikan versi sebelumnya yang diterbitkan pada tahun 2005. Berikut adalah perbedaan utama antara ISO 22000:2018 dan ISO 22000:2005 yang perlu dipahami oleh organisasi yang ingin menerapkan sistem manajemen keamanan pangan ini. Struktur High-Level Structure (HLS) yang Diperbarui ISO 22000:2018 menggunakan Struktur Tingkat Tinggi (High-Level Structure/HLS), yang menjadikannya lebih mudah untuk diintegrasikan dengan standar ISO lainnya, seperti ISO 9001:2015 atau ISO 14001:2015. HLS memberikan kerangka kerja yang konsisten, dengan terminologi dan format yang serupa di seluruh standar ISO. Pada ISO 22000:2005, struktur ini belum ada, sehingga organisasi mungkin mengalami kesulitan ketika mencoba menggabungkan beberapa sistem manajemen. Pendekatan Berbasis Risiko Salah satu perubahan utama dalam ISO 22000:2018 adalah penekanan pada pendekatan berbasis risiko. Standar ini mengintegrasikan pendekatan risiko dalam dua tingkatan: pertama, pada level operasional terkait analisis bahaya (HACCP), dan kedua, pada level strategis untuk mengelola risiko bisnis. Hal ini memberikan organisasi lebih banyak fleksibilitas dalam mengidentifikasi dan mengelola risiko yang relevan. Pada versi 2005, fokus pada pendekatan risiko masih terbatas pada penerapan prinsip-prinsip HACCP saja. Perubahan dalam Terminologi dan Definisi ISO 22000:2018 memperkenalkan perubahan dalam beberapa istilah dan definisi untuk menyesuaikan dengan perkembangan industri pangan dan meningkatkan pemahaman yang lebih baik. Contohnya, istilah “produk akhir” lebih jelas didefinisikan, dan ada beberapa penyesuaian terkait dengan terminologi komunikasi risiko. Perubahan ini membantu memperjelas tujuan dan tanggung jawab di setiap tahap rantai pasokan pangan. Pendekatan PDCA Ganda (Double PDCA Cycle) ISO 22000:2018 memperkenalkan konsep siklus PDCA ganda (Plan-Do-Check-Act). Siklus pertama berlaku untuk keseluruhan sistem manajemen, sementara siklus kedua diterapkan pada operasi proses, termasuk program prasyarat (PRP) dan HACCP. Hal ini meningkatkan efektivitas dalam menjaga proses operasional dan memungkinkan organisasi melakukan perbaikan berkelanjutan pada kedua level tersebut. Pada ISO 22000:2005, pendekatan PDCA tidak diuraikan secara terpisah pada tingkat operasional dan sistem manajemen. Keterlibatan Kepemimpinan yang Lebih Tinggi Pada ISO 22000:2018, ada penekanan yang lebih besar pada keterlibatan dan komitmen manajemen puncak. Standar ini mensyaratkan bahwa pimpinan organisasi harus mengambil peran lebih aktif dalam perencanaan, implementasi, dan pemantauan sistem manajemen keamanan pangan. Di versi sebelumnya, keterlibatan manajemen puncak tidak sejelas yang diminta dalam versi 2018, yang terkadang menyebabkan peran dan tanggung jawab kepemimpinan kurang terdefinisi dengan baik. Komunikasi yang Lebih Efektif ISO 22000:2018 juga meningkatkan persyaratan terkait komunikasi, baik internal maupun eksternal. Komunikasi harus lebih sistematis untuk memastikan bahwa semua pihak dalam rantai pasokan memahami tanggung jawab mereka terkait keamanan pangan. Pada ISO 22000:2005, persyaratan komunikasi masih lebih umum, yang terkadang menyebabkan potensi salah pengertian di antara para pemangku kepentingan. Pengembangan Budaya Keamanan Pangan Meskipun tidak secara eksplisit disebutkan dalam standar, ISO 22000:2018 lebih menekankan pada pengembangan budaya keamanan pangan dalam organisasi. Hal ini dicapai melalui peningkatan kesadaran, pelatihan, dan keterlibatan semua level dalam organisasi untuk memastikan bahwa keamanan pangan menjadi bagian integral dari budaya kerja sehari-hari. Jika dilihat secara keseluruhan, ISO 22000:2018 menawarkan pendekatan yang lebih terstruktur dan komprehensif dalam mengelola keamanan pangan dibandingkan dengan versi sebelumnya. Dengan adopsi Struktur Tingkat Tinggi, penekanan pada pendekatan berbasis risiko, serta keterlibatan kepemimpinan yang lebih kuat, ISO 22000:2018 membantu organisasi meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem manajemen keamanan pangan bagi perusahaan. Organisasi yang telah menerapkan ISO 22000:2005 perlu segera melakukan transisi untuk memenuhi persyaratan baru ini agar tetap relevan dan sesuai dengan tuntutan industri pangan yang terus berkembang. Informasi Pelatihan Sertifikasi IRCA ISO 22000:2018 Klik Disini!
Dampak Sertifikasi Internasional ISO terhadap Kualitas Produk dan Layanan

Sertifikasi internasional menjadi suatu proses di mana produk, sistem, atau layanan dikatakan telah memenuhi standar tertentu yang diakui secara global. Sertifikasi tidak hanya menjadi alat untuk memastikan kualitas, tetapi juga berfungsi sebagai jaminan bagi konsumen bahwa produk atau layanan yang digunakan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Adapun dampak sertifikasi internasional terhadap kualitas produk dan layanan dari berbagai perspektif dapat dilihat sebagai berikut: Meningkatkan Standar Kualitas Sertifikasi internasional mendorong perusahaan untuk memenuhi standar yang tinggi dalam produksi dan memberikan layanan. Proses sertifikasi sering kali melibatkan audit dan evaluasi menyeluruh terhadap sistem manajemen dan prosedur operasional. Hal ini mendorong perusahaan untuk memilih praktik terbaik yang berfokus pada peningkatan kualitas. Sebagai contoh, sertifikasi ISO 9001 membantu organisasi dalam meningkatkan sistem manajemen mutu mereka, yang berujung pada produk dan layanan yang lebih konsisten dan berkualitas. Meningkatkan Kepercayaan Konsumen Sertifikasi internasional dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan kepercayaan konsumen karena menunjukkan bahwa perusahaan memiliki manajemen yang berkualitas dan terstandarisasi secara internasional. Dengan demikian, konsumen dapat merasa yakin bahwa produk atau layanan yang mereka terima memenuhi standar dan dapat diandalkan. Peningkatan Daya Saing Perusahaan yang mendapatkan sertifikasi internasional sering kali memiliki keunggulan kompetitif di pasar. Sertifikasi ini dapat menjadi nilai tambah yang membedakan produk atau layanan dari pesaing. Di pasar global yang semakin kompetitif, sertifikasi dapat membuka peluang untuk masuk ke pasar baru atau mendapatkan kontrak yang lebih besar. Pengurangan Risiko dan Biaya Dengan mematuhi standar internasional, perusahaan dapat mengurangi risiko kegagalan produk dan layanan. Proses sertifikasi membantu dalam mengidentifikasi dan memitigasi potensi masalah sebelum produk diluncurkan ke pasar. Hal ini tidak hanya mengurangi biaya terkait dengan pengembalian produk dan klaim garansi, tetapi juga membantu dalam menghindari kerugian reputasi yang dapat terjadi akibat produk cacat. Sertifikasi internasional sering kali mendorong perusahaan untuk berinovasi dan melakukan perbaikan berkelanjutan. Untuk mempertahankan sertifikasi, perusahaan harus terus-menerus mengevaluasi dan meningkatkan proses mereka. Hal ini dapat menciptakan budaya inovasi di dalam organisasi, di mana setiap karyawan didorong untuk berkontribusi pada peningkatan kualitas produk dan layanan. Beberapa sertifikasi internasional, seperti ISO 14001, fokus pada manajemen lingkungan dan keberlanjutan. Dengan mengikuti standar ini, perusahaan tidak hanya meningkatkan kualitas produk dan layanan, tetapi juga berkontribusi pada perlindungan lingkungan. Ini dapat menjadi nilai tambah bagi konsumen yang semakin sadar akan isu-isu lingkungan dan sosial. Dampak sertifikasi internasional terhadap kualitas produk dan layanan sangat signifikan. Dimulai dari peningkatan standar kualitas dan kepercayaan konsumen hingga pengurangan risiko dan biaya, sertifikasi internasional membantu perusahaan untuk beroperasi lebih efisien dan efektif di pasar global. Dengan demikian, sertifikasi bukan hanya sekadar formalitas, tetapi merupakan investasi yang strategis bagi perusahaan yang ingin meningkatkan reputasi dan daya saing mereka di era globalisasi ini. Jadi tunggu apa lagi? Segera lakukan sertifikasi ISO untuk Kualitas Produk dan Layanan yang lebih baik lagi. PT TSI Sertifikasi Internasional dapat membantu perusahaan dalam audit sertifikasi, dimana TSI memiliki berbagai lingkup sertifikasi yang dapat memenuhi kebutuhan anda.